Senin, 05 November 2012

Manusia Sebagai Makhluk Sosial | Ilmu Sosial Dasar



BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,. Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Seperti yang telah kita ketahui, manusia pertama yang ada di bumi yaitu Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama Hawa.

Dari segi inilah dapat dikatakan manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu pasti membutuhkan individu yang lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai upaya adaptasi dan pemanfaatan lingkungan. Macam-macam kebutuhan hidup antara lain: kebutuhan biologis, kebutuhan sosial manusia, dan kebutuhan psikologis. Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya maka terciptalah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan manusia ini, karena manusia tak mungkin hidup sendiri. Kelompok sosial akan mengalami perkembangan dan perubahan.






BAB II

PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Makhluk Sosial

Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang Pencipta.

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.



2.2 Tujuan Manusia Bersosialisasi dengan Manusia lain

Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan & Stephan, 1990).

Dalam konteks fisik, proses sosialisasi harus dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka.

Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat.

Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi (buku sari sosiologi) adalah :

1. Memberi ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.

3. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

4. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.



2.3 Dasar-dasar Struktur Sosial

Dalam mengamati berbagai berbagai peranan sosial, antropologi sosial biasanya menggunakan model tertentu dalam melakukan pendekatannya. Antara lain melalui konsep integrasi sosial. Konsep ini melihat bahwa terdapatnya hubungan dan saling mempengaruhi di antara tingkah laku sosial, kekuatan dan kelemahan pada suatu unit system kekerabatan yang mana semua itu berada dalam suatu bangunan sosial atau struktur sosial.

Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial, stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan, organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial, termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.







2.4 Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi

Sosialisasi bekaitan erat dengan kepribadian. Hal ini karena kepribadian terbentuk sebagai hasil sosialisasi individu terhadap apa yang ada disekelilingnya seperti nilai, norma, kebiasaan, adat-istiadat kebudayaan.



Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu :

1. Sifat dasar, yaitu suatu sifat dari keseluruan potensi yang diwariskan dari ayah dan ibunya.

2. Lingkungan prenatal, yaitu lingkungan dimana dia sebelum lahir (ketika dia masih didalam rahim sang ibu. Pada saat ini dia dapat pengaruh dari ibunya seperti jenis penyakit, gangguan enduktrin yang bisa mengakibatkan gangguan mental, srtuktur tubuh seperti cacat, kidal, dan sebagainya.

3. Perbedaan perorangan (individu), yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda dengan individu-individu yang lain.

4. Lingkungan, yaitu kondisi disekitar individu yang mempengaruhi rasa sosialisasinya yang meliputi : lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, lingkungan manusia lain dan masyarakat disekitarnya.

5. Motivasi, yaitu kekuatan dari dalam individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu.




BAB III

PENUTUP



3.1 Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya

Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial, stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan, organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial, termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.

Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu Sifat dasar, Lingkungan prenatal, Perbedaan perorangan (individu), Lingkungan, Motivasi.























Daftar Pustaka



Adimihardja, Kusnaka. 1983.Kerangka studi antropologi sosial dalam pembangunan. Bandung:Tarsito

Hanurawan, Fattah Dr. , 2007. Pengantar Psikologi Sosial. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia







sumber